1 Naskah Drama 5 Orang Tema Persahabatan Narator : Yubi dan Sonny merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarganya Sony jatuh miskin, Yubi pun tak ingin lagi bersahabat dengan Sony. Saat Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas sedang bersih- bersih kelas sebelum pulang, Sony meminta bantuan Yubi, tapi Yubi ContohNaskah Drama 5 Orang Ke III. Judul: Arti pertemanan Tema: Pertemanan Pemain: Hernita, Yuli, Didi, Juli, Maisaroh. Sinopsis drama: Yuli dan Hernita sedang mengobrol di kantin selama liburan sekolah. Mereka berbicara tentang Joko yang tidak sekolah selama 2 hari dan tidak ada berita. Hernita: Lebih baik kita pergi ke rumah Didi, Yul. Terdapatnaskah drama 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 orang. Banyaknya ditentukan oleh rangkaian cerita yang terdapat dalam drama itu sendiri. Semakin panjang naskah drama semakin banyak peran dan variasi cerita didalamnya. Tema untuk naskah drama memiliki banyak ragam. ï»żTeman- teman, pada kali ini SUARA SASTRA akan kembali lagi naskah drama, naskah drama ini diperankan oleh 5 orang. Selamat mencoba yaaa Selamat mencoba yaaa Contoh Naskah Drama 5 Orang Tema Persahabatan - SUARA SASTRA ContohTeks Drama Sebagaimana yang telah kita singgung diawal mengenai teks drama, berikut ini adalah contoh naskah singkat dan pendek tentang persahabatan untuk 5 orang, 6 orang, untuk 7 orang, dan untuk 8 orang pemain Contoh Naskah Drama 1 Contoh teks Drama yang pertama yaitu contoh naskah drama singkat untuk 6 orang pemain tentang persahabatan beserta unsur intrinsiknya Unsur Intrinsiknya Skenario : Dalam skrip drama ini pemainnya berjumlah 6 orang. BagiAnda yang akan menampilkan adegan layar dalam bentuk drama dengan jumlah pemain sebanyak 5 orang, berikut ini merupakan contoh naskah drama singkat untuk 5 orang dengan tema sosial. Tema: Problematika karir Karakter/penokohan: 5 orang pemeran. Basit: Terlahir dari orang kaya yang mandiri; Danang: Bekerja di rumah sebagai penulis dan bijaksana Sinopsis: Suatu hari di kampung Rawabelong, hiduplah sepasang suami istri bernama Bang Piun dan Pok Pinah. Mereka mempunyai seorang anak yang bernama Pitung. Mereka menitipkan anaknya kepada Haji Naipin, Guru ngaji yang terkenal di kampungnya, untuk belajar mengaji dan bela diri. Haji Naipin mempunyai banyak murid. NaskahDrama Si pitung cerita si pitung berasal dari tanah betawi pada abad ke-18 tepat nya pada tahun 1800 masehi Al kisah hiduplah seorang pemuda dari batvia(betawi) bernama pitung menurut legenda ia kebal di bacok dan ditembak. pitung sangat baik hati dan suka menolong rakyat miskin karena kesaktiannya itu ia sering merampok harta benda milik kompeni, lintah darat,dan sodagar kaya . pada suatu hari pitung menemui temannya yang bernama udin, udin dikenal sebagai tukang cukur Narator: Pitung, Ji'i, Rais merampok rumah Touke dan Tuan Tanah Kaya, hasil rampokannya kemudian dibagikan pada rakyat miskin lama kelamaan kegiatan Si Pitung meresahkan. 7. Pitung, Rais, Ji'i : Bermusyawarah. Pitung : Rais, Ji'i saya punya ide, untuk membantu rakyat saya mau merampok Rumah Touke dan Tuan Tanah. Naskahdrama si pitung betawi. narator: Pada jaman dahulu , dikampung rawa belong , hiduplah sepasang suami istri yg bernama Piun dan Pinah . mereka mempunyai seorag anak yg bernama Pitung. Pitung belajar silat dan mengaji pada haji Naipin , seorang pendekar pada jaman itu. UPlL. Setelah selesai makan Menir menyuruh Maria, untuk keluar terlebih dahuluMenyuruh Maria keluar, merekapun meninggalkan kedai makan itu denganseenaknya, lalu Emak ”Tuan, makanannya belum di bayar !”Menir ”You merintah saya ? Apa you orang tidak tau I ini siapa ?”Emak ”Maaf tuan, bukannya saya memerintah tuan tapi memangbegitu peraturannya”Menir ”You tidak menghormati I !!!”Dengan marahnya ia menggebrakmeja kedaiIke ”Maaf tuan, saya dan Emak salah.” Dengan wajah yangketakutanTiba-tiba si Pitung datang dengan tatapn emosi yang tertuju kepada basa-basi si Pitung langsung menghampiri kedai itu, dengan menggebrakmeja di haddapan Menir Belanda, Menir pun merasa tidak di hargai, “Maksud you apa ? Kurang ajaar !”Pitung ”Emang lu siapaberaninya ganggu emek gue ame penduduksini?”Menir ”I yang berkuasa disini !!!”Pitung ”Lu yang berkuasa di daerah ini ?? Walaupun yang berkuasa,tapi ini tanahkelahirangue.”Menir ”You orang terlalu banyak omong, centeng habisi dia ,dendeng,jagain anak-anak I !!!!”Mamat &hamit “Baik tuan”Perkelahianpun dimulai KELOMPOK GARUDA 7. DAVID ARTHU SIMATUPANG KELAS III-A NASKAH SI PITUNG JAGOAN BETAWI NARATOR FIKRI ABDULLAH WAHID PITUNG FIRHAN RAIS FATIR JI’I AKMAL BELANDA 1 FARHAN KOMPENI BELANDA 2 FAISAL KOMPENI HAJI NAIPIN DAVID 1. Narator Pitung pemuda yang bai, tekun beribadah dan berbudi pekerti luhur, ia berasal dari Rawa Belong, selain belajar mengaji ia juga belajar silat. Haji Naipin tidak terasa waktu berjalan, si Pitung menjadi pemuda yang gagah perkasa mempunyai bekal ilmu agama dan pencak silat. Si Pitung Berjalan sambil memperagakan silatnya lalu Pitung duduk istirahat mengaji. 2. Narator Pada saat yang sama penjajah Belanda sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam bangsa Indonesia yang berpusat di Batavia. Tenaga rakyat diperas dalam kerja paksa, tak terhitung lagi korban yang jatuh, sebagian lagi hidup dalam penderitaan dan kelaparan menyaksikan kenyataan itu. Belanda I, II Berjalan Belanda I Tuan bagaimana hasil panen tahun ini. Belanda II Baik dan sangat memuaskan biar rakyat kita paksa kerja terus supaya hasilnya tambah banyak. Ha, Ha, Ha, Ha Belanda I, II 3. Rais Mencangkul sawah Ji’i Menanam padi 4. Narator Timbul rasa iba Si Pitung keberpihakan pada rakyatnya sendiri yang mengubah takdir Si Pitung. 5. Pitung Berjalan sambil melihat temannya lagi bekerja. 6. Narator Pitung, Ji’i, Rais merampok rumah Touke dan Tuan Tanah Kaya, hasil rampokannya kemudian dibagikan pada rakyat miskin lama kelamaan kegiatan Si Pitung meresahkan. 7. Pitung, Rais, Ji’i Bermusyawarah Pitung Rais, Ji’i saya punya ide, untuk membantu rakyat saya mau merampok Rumah Touke dan Tuan Tanah. Rais Untuk apa kamu lakukan itu Pitung. Pitung Saya kasihan sama rakyat yang sudah tertekan dan menderita. Ji’i Lalu hasil rampokannya untuk apa Pitung. Pitung Akan saya bagikan pada rakyat yang miskin. Rais, Ji’i Setuju saya. 8. Narator - Kompeni melakukan berbagai cara untuk menangkap Si Pitung, mula-mula dibujuk orang untuk memberi keterangan dengan iming-iming hadiah yang cukup besar, kalau usahanya gagal tidak segan-segan kompeni memaksanya dengan kekerasan. - Akhirnya kompeni berhasil mendapat informasi tentang keluarga Si Pitung. Kekebalan merupakan kelemahan juga, keluarga sebagai sumber motivasi Si Pitung justru menjadi titik lemahnya. 9. Belanda I, II Pengumuman bagi siapa yang bisa menangkap Si Pitung akan diberi hadiah yang cukup besar. 10. Narator Kompeni segera menyandra orang tuanya dengan siksaan yang buat akhirnya terungkaplah keberadaan Si Pitung dan rahasia kekebalan tubuhnya. 11. Haji Naipin Lagi jalan lalu ditangkap Kompeni Ada apa ini, mau di bawa kemana saya. 12. Belanda I, II dimana Si Pitung bersembunyi ? 13. Haji Naipin Saya tidak tau 14. Belanda I, II Mengikat tangan Haji Naipin lalu membawanya. Ayo ikut saya ? 15. Haji Naipin Duduk lalu di siksa. 16. Belanda I Beritahu kenapa Pitung kebal peluru. Belanda II Apa rahasianya supaya Pitung bisa mati ditembak. 17. Haji Naipin Sambil disiksa. Akhirnya nyerah, dia memberi tau rahasia ilmu kebal Pitung. Pantangannya Pitung lempari dengan telur busuk. 18. Belanda I, II Ha, Ha, Ha, Ha Bagus, Bagus, akhirnya kamu menyerah 19. Narator Ilmu silat yang tinggi dan tubuhnya yang kebal peluru mempermudah setiap aksi perampokannya. Sudah banyak rumah Touke dan Tuan Tanah yang dirampok tetapi ia tidak berhasil juga ditangkap. Orang-orang tidak memberitahukan keberadaan Si Pitung, Ia banyak berjasa pada rakyat. Pada suatu hari Si Pitung dan teman-temannya berhasil ditemukan. Si Pitung berusaha melakukan perlawanan, namun hari itu hari naas bagi Si Pitung. Rahasia kekebalan tubuhnya yang selama ini membuat tetap hidup diketahui pihak Komponi. 20. Pitung, Ji’i, Rais Berjalan Bertiga Tiba, tiba Belanda datang dan menangkap Si Pitung. 21. Belanda I Mengikat Pitung Ha, Ha, Ha, akhirnya hari ini kamu Pitung bisa kami tangkap. 22. Pitung Lepaskan sambil berontak 23. Belanda I Melempari Pitung dengan telur-telur busuk. Belanda II Menembak Pitung berkali-kali sampai mati. 24. Narator Si Pitung Pahlawan Rakyat kecil dengan dilempari telur-telur busuk dan ditembak berkali-kali akhirnya Pitung menghembuskan napas terakhir sebagai pembela rakyat. Inilah kisah Si Pitung dari Betawi NASKAH DRAMA SI PITUNG Pemain 1. Sekar = Narator 2. Ammar = Ji’i 3. Janique = Centeng 1 4. Adza = Centeng 2 5. Tiara = Kompeni 6. Amanda = Mpok Siti + Kompeni 7. Vieri = Pitung 8. Fahmi = Bang Doel 9. Ocean = Kapten Henne Si Pitung adalah seorang pemuda yang sholeh dari Jakarta Barat. Orang Tua Pitung menitipkan Pitung kepada untuk belajar agama dan bela diri. Waktu terus berlalu, Si Pitung belajar dengan tekun dan menjadi pemuda yang pemberani. Desa tempat tinggal Pitung saat itu dikuasai oleh penjajah Belanda. Penduduk desa sering menjadi suruhan Belanda. Pada suatu hari ada centeng yang memeras mpok siti Centeng 1 “Heh
 Mpok Siti, tanda tanganin surat penjualan tanah, mau dibeli sama tuan tanah
” Mpok Siti “Itu tanah warisan keluarga aye, mohon jangan diambil!” Centeng 2 “Banyak bacot lu! Cepet tanda tangan atau lo pilih mati.” Kedua centeng itu menarik paksa tangan Mpok Siti untuk menanda tangani. Mpok Siti “Jangan bang!” Melihat kejadian itu si Pitung tidak tinggal diam. Pitung Mpok Siti!” “Heh, centeng-centeng kagak tau diri! Jangan ganggu Centeng 2 “Kalo lo ikut campur urusan kita, lo udah bosan hidup.” Perkelahian pun terjadi. Pitung dengan lincah menghadapi ke-2 centeng suruhan Babah Long Seng. Pitung mengeluarkan jurus maut yang akhirnya dapat mengalahkan kedua centeng. Mpok Siti begimane Pitung “Makasih ye Tung,Kalo kagak ada elu aye ga tau “Iye mpok, lain kali hati-hati ye.” Semakin hari penjajah Belanda semakin kejam kepada penduduk. Kompeni Belanda selalu berjaga membawa senjata. Penduduk pribumi menjadi semakin miskin. Pitung susah.” Ji’I kagak “Kalo ane perhatiin, penduduk di kampung ini semakin “ Iye bang, aye juga merasa begitu. Gile tuh kompeni, punya hati.” Melihat keadaan ini, Pitung dan Ji’I bermaksud menolong orang-orang kampung dengan cara mencuri harta orang Belanda. Perilaku si Pitung sebagai pencuri telah diketahui kompeni, Pitung menjadi buronan kompeni yang paling dicari. Pada suatu malam, Pitung dan Ji’I bermaksud mencuri di rumah tuan Tanah Babah Long Seng. Pitung “Ji’i, kite berpencar disini. Ente masuk ke rumahnya, gue urusin tuh kompeni.” Ji’I “Oke Bang, ane masuk ke rumah Babah Long Seng lewat pintu samping. Bang Pitung hati-hati ye ... entu kompeni senjatanye gede-gede.” Sambil mengendap-endap Pitung mengeluarkan bunyi untuk mengalihkan perhatian kompeni. Setelah Ji’I berhasil mengambil harta Babah Long Seng, mereka berdua bergegas pergi. Namun, salah satu kompeni melihat kejadian tersebut dan langsung terjadi tembak menembak. Pitung berhasil menangkap salah satu kompeni dan memerintahkan kompeni lain untuk menyerah. Kapten Henne sangat marah mendengar kejadian berita itu. Henne tidak bisa!” “Bodoh kalian semua, menangkap seorang Pitung saja Kompeni 1 “Tapi kapten, Pitung juga memiliki senjata!” Henne pencuri “Kalian prajurit tidak berguna, tidak bisa menangkap kampungan!” Kompeni 2 “Saya dengar si Pitung punya jimat, sehingga dia tidak mempan di tembak peluru biasa.” Mendengar penjelasan kompeni, Kapten Henne memanggil Bang Doel seorang tahanan yang pernah menjadi teman baik Pitung. Henne menawarkan uang yang banyak jika Bang Doel berhasil mencuri jimat si Pitung, Bang Doel pun setuju. Pada suatu hari ketika Pitung hendak berwudhu di sebuah sungai dia meletakkan ikat pinggang dan jimatnya di dekat sungai. Bang Doel tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Bang Doel “Assalamu’alaikum Bang Pitung” Pitung “Wa’alaikum salam. Eh, Bang Doel, kapan pulang?” Bang Doel “Udeh 4 hari Bang, ini sekarang ane mau ke kulon” Pitung “Jangan lupa salam buat H. Muhammad” Pitung melanjutkan wudhunya. Bang Doel segera mengambil jimat si Pitung dan member aba-aba kepada Henne. Kapten Henne dan pasukannya menyerbu Pitung yang sedang solat. Henne “Hey Pitung, menyerahlah!” Pitung Mengucapkan salam di akhir solat, kemudian mencari jimatnya “Hey, kompeni tukang peres orang kampung. Selama masih ada nafas, aye kagak bakalan menyerah. Lailahaillallah!!!” Perkelahian antara Pitung dan kompeni pun terjadi. Kapten Henne menembakkan peluru emas kearah kaki Pitung, satu peluru lagi mengenai dada si Pitung. Pitung “Allahuakbar!” Akhirnya Pitung pun meninggal dunia. Kapten henne pasukannya membawa jasad Pitung untuk dimakamkan. bersama